Thursday, January 14, 2016

Cerpen : Hari Ini

Hari Ini

    Pagi ini aku terbangun, seperti biasanya, seperti hari- hari sebelumnya, rasanya sama dan tidak begitu menyenangkan kurasa, dan aku optimis bahwa hari – hari kedepanku akan seperti itu juga. Aku menghela nafas panjang, benarkah aku terlalu pesimis?
    Setelah sholat subuh, aku dengan santainya tidur – tiduran di kamar, berpikir bahwa hari ini tidak ada tugas dan ulangan, terkadang aku malas dan tidak ingin melakukan apa- apa. Hanya merenung, atau lebih tepatnya melamun?
    Yah, setelah lama melakukan hal yang tidak berguna itu, akhirnya aku mulai bangkit, melihat jam dinding sekilas, dan ternyata masih pukul 04.25. Bersiap siap untuk sekolah, mandi, sarapan dan sebagainya, kemudian berangkat.
    Pergi ke sekolah, tidak begitu menarik, semuanya seperti seperti hari - hari sebelumnya dan minggu - minggu sebelumnya, tapi ada satu kejadian aneh dan lucu yang kutemui tadi pagi, saat aku melewati gerbang sekolah dengan temanku, tiba – tiba aku berteriak keras sekali, bukan, bukan karena ada hantu, tapi tikus! Hey ada tikus mau sekolah, mungkin? Dan temanku malah tertawa melihat aku menjerit. Aneh sekali.
Semua terasa baik – baik saja hingga temanku bertanya, “Sudah ngerjakan pe-er geo?” emm sudah, tapi saat aku mencari tugas yang sudah kumasukkan dalam map, kau tau apa yang aku pikirkan? Prang gubrak pyar, aku memang sudah mengerjakan tapi tugasku tertinggal, sekaligus mapnya.  Hanya alasan eh? Memang benar - benar tertinggal!
    Pelajaran pertama, fisika, kulewati seperti biasa, diterangkan, mengerjakan soal, diterangkan lagi, dan entah kenapa endingnya selalu bertemu soal – soal yang memusingkan itu. Huft pelajaran kedua? Goegrafi… Argh!
    Mau gimana lagi? Akhirnya ya aku bilang ke gurunya, “Bu tugasnya boleh saya kumpulkan besok?” Untungnya sih gurunya baik, boleh dikumpulkan besok tapi nilainya dikurangi, yah nasib, sudah ngerjakan capek – capek tapi akhirnya ketinggalan. Oke fine! Hidupku harus tetap berlanjut, haha. Setelah itu gurunya memberi tugas bagi kami, mengerjakan lks, lumayan susah.
Pelajaran selanjutnya, Al Quran Hadist, ada gurunya, sedangkan aku masih nulis cerpen ini, “dasar!” batinku memaki diriku sendiri. Akhirnya “peliharaan” ku matikan sementara. Dan eng ing eng! Ada Ulangan! Bab 2, 5, 6? Betapa hari yang sangat “membahagiakan”. Sementara, temanku bertanya, “Udah belajar?” Belajar? Kamu tanya aku? Aku belum belajar, betapa menyedihkannya, tadi pagi aku seperti amnesia dan berpikir bahwa tidak ada tugas dan ulangan, aku capek. Aku memang merasa agak sakit hari ini.
    Dan akhirnya dengan semangat yang membara kami protes. Ada 3 tugas dan 2 ulangan hari ini, tidakkah mengerti? Kami capek, tugas segunung dengan deadline sesingkat itu. Huft, hanya menghela nafas panjang tapi tidak kunjung mengerjakan, hanya mengeluh tapi tak ada kemajuan. Itulah kami, ah yah, memang salah kami.
    Untungnya gurunya baik, yes! Akibat protes dari kami, akhirnya ulangan diundur minggu depan, dikasih kisi – kisi juga. Dan pelajaran diisi seperti biasa, menerangkan bab – bab yang belum dimengerti.
    Akhirnya istirahat, entah kenapa banyak yang tidak berminat ke luar, teman – teman seperti biasa menonton film hantu saat istirahat, itu mengerikan. Dan banyak yang berteriak, ramai, ada yang cerita, rasanya campur. Aku tak berminat melihat film itu.
    Sudah kubilang entah kenapa hari ini seperti hari – hari biasanya, sekolah, bertemu teman, lupa mengerjakan pe- er dan hal hal seperti itu. Hal yang berkesan adalah, hari ini banyak tugas dan ulangan. Melelahkan!  Akhirnya aku pulang, hari kembali malam, aku tidur.
    Dalam hati aku berjanji akan lebih baik dan lebih rajin lagi, agar semua hari indah dan tidak melelahkan, setidaknya kalau rajin, aku tidak perlu berteriak mengeluarkan keluhanku saat ada tugas bukan?
    Dan, pagi ini aku terbangun, seperti biasanya, seperti hari- hari sebelumnya, rasanya sama dan tidak begitu menyenangkan kurasa, tapi  aku pesimis bahwa hari – hari kedepanku akan seperti itu juga. Aku menghela nafas panjang, sekarang aku terlalu optimis.

0 komentar:

Post a Comment