Ejaan Yang Disempurnakan
I.PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf.
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a.e,i,o, dan u.
Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya :
Anak-anak bermain di teras
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah
Kami menonton film seri
Pertandingan itu berakhir seri
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf – huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Misalnya :
Syaitan,pandai, harimau, saudara
E. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Misalnya : khusus,ngilu,nyata dan syarat
F. Pemenggalan Kata*)
1. Pemenggalan kata pada kata dasar di lakukan sebagai berikut:
a) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu di lakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
Ma-in, sa-at, bu-ah
Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan diantara kedua huruf itu.
Misalnya:
au-la bukan a-u-la
sau-dara bukan sa-u-da-ra
am-boi bukan am-bo-i
b) Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf-konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan di lakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
ba-pak ba-rang su-lit
la-wan de-ngan ke-nang
mu-ta-khir
c) Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gadiantara kedua huruf konsonan itu. Gabungan-huruf konsonan tidak pernah di ceraikan.
Misalnya:
man-di som-bong swas-ta
cap-lok Ap-ril bang-sa
makh-luk
d) Jika di tengah ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan di lakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
in-stru-men ul-tra
in-fra bang-krut
ben-trok ikh-las
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan yang mengalami perubahan bentuk serta pertikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya:
Makan-an me-rasa-kan
Mem-bantu pergi-lah
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sebaiknya tidak di penggal.
b. Akhiran –i tidak di penggal.
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata di lakukan sebagai berikut.
Misalnya:
Te-lun-juk
Si-nam-bang
Ge-li-gi
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat di lakukan:
(1) Di antara unsur – unsur itu,
(2) Pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
Misalnya:
Bio-grafi, bi-o-gre-fi
Foto-grafi, fo-to-gra-fi
Intro-speksi, in-tro-spek-si
Kilo-gram, ki-lo-gram
Kilo-meter, ki-lo-me-ter
Pasca-panen, pas-ca-pa-nen
Keterangan :
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain di sesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang di sempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
II.PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar di pakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
2. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama petikan langsung,
Misalnya:
Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”
Bapak menasehatkan,”Berhati – hatilah, Nak!”
“Kemarin engkau terlambat”, katanya.
“Besok pagi,” kata ibu, “dia akan berangkat”
3. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah Alkitab Islam
Yang Maha Kuasa Quran Kristen
Yang Maha Pengasih Weda
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba – Nya, Bimbinglah hamba – Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasauddin
Haji Agus Salim
Imam Syafi’i
Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
5. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tetentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara
Sekretaris Jendral Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak di pakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jendral Ahmad dilanik menjadi mayor jendral.
6. Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur –unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
10 volt
5 ampere
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak di pakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang di pakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
Keinggrisan – inggrisan
8. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Agustus hari Natal
bulan Maulid Perang Candu
hari Lebaran hari Jum’at
hari Gulungan tahun Hijriah
tarikh Masehi proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara Kali Brantas
Banyuwangi Lembah Baliem
Bukit Barisan Ngarai Sianok
Danau Toba Cirebon
Gunung Semeru Teluk Benggala
Selat Lombok Jazirah Arab
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar keteluk
mandi di kali
menyebrangi selat
pergi ke arah tenggara
10. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga, pemerintah, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Keputusan Presiden Zrepublik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Huruf kapital yang tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan , serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
Menjadi sebuah republik
Beberapa badan hukum
Kerja sama antara pemerintah dan rakyat
Menurut undang – undang yang berlaku
11. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama balasan, lembaga, pemerintah dan ketatanegarannya, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Peserikatan Bangsa – bangsa
Yayasan Ilmu – Ilmu Sosial
Undang – Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang – Undang Kepegawaian
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas – Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
M.A. master of arts
S.H. sarjana hastra
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. Saudara
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima.
“Silahkan duduk, Dik!” Kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke urmah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghirmati bpak ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15. Huruf kapital diapakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuiskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abadi ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana
Politik devide et empera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandang dunia’
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan di cetak miring diberi satu garis dibawahnya.
III.Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Turunan
1) Imbuhan (awalan, sisipkan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
Bergeletar
Dikelola
Penetapan
Menengok
Mempermainkan
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
Bertepuk tangan garis bawahi
Menganak sungai sebar luaskan
3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Menggarisbawahi menyebarluaskan
Dilipatgandakan penghancurlaburan
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu di tulis serangkai.
Misalnya:
Adipati mahasiswa
Aerodinamika mancanegara
Antarkota multilateral
Anumerta narapidana
Audiogram nonkolaborasi
Catatan:
1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu ditulis tanda hubung (-).
Misalnya:
Non – indonesia pan – Afrikanisme
2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.\
Misalnya:
Mudah – mudahan Tuhan yang Maha Esa melindungi kita
Marilah kita bersyyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
Anak – anak gerak – gerik biri – biri huru – hara
Buku – buku lauk – pauk hati – hati sia – sia
D. Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang lazimdisebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur – unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
Duta besar mata pelajaran
Orang tua simpang sempat
Kambing hitam meja tulis
model linier kereta api cepat luar biasa
2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
Alat pandang – dengar buku sejarah – baru
Mesin – hitung tangan anak – istri saya
3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
Acapkali manakala
Paramasastra titimangsa
Duka cita radioaktif
Bilamana olahraga
E. Kata Ganti –ku, kau–, – mu, dan –nya
Kata ganti ku– dan kau– ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; –ku, –mu, dan
–nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam semalam di sini
Di mana siti sekarang?
Mereka ada di rumah
Mari kita berangkat ke pasar
Catatan:
Kata yang di cetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Si Amin lebih tua daripada Si Achmad.
Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya.
Kesampingan saja persoalan yang tidak penting itu.
Surat perintah itu dikeluarkan di jakarta pada tanggal 11 maret 1996
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Kemarikan buku itu.
Bawa kemari gambar itu.
G. Kata si dan sang
kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali pada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
H. Partikel
a) Partikel –lah, –kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik – baik.
Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia.
Siapakah gerangan dia?
Apalah gunanya bersedih hati?
b) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Ingin pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jika ayah pergi, adik pun pergi.
Catatan:
Kelompok kata yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai
Misalnya:
Adapun sebab – sebabnya belum diketahui.
Walaupun miskin ia selalu bahagia.
c) Partikel per yang berarti ‘mulia’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisahdari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapatkan kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp. 2.000,00 per helai.
I. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti anda titik.
Misalnya:
Muh. Yamin
M.B.A master of business administration
M.Sc. master of science
S.K.M sarjana kesehatan masyarakat
b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri dari atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
PT Perseroan Terbatas
KTP Kartu Tanda Pengenal
c) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll. dan lain - lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
sda. saudara
Tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
d) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Br Brom
kg kilogram
Rp rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang di perlakukan sebagai kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
SIM Surat Izin Mengemudi
IKIP Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
b) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Kowani Konggres Wanita Pengusaha Indonesia
Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
Pemilu Pemilihan umum
Radar radio detecting and ranging
Rudal rapat pimpinan
Tilang bukti pelanggaran
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat – syrat berikut(1Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia.(2)Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
J. Angka dan Lambang Bilangan
1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
Di dalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi.
Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
L(50), C(100), D(500), M(1000), V(5000)
Pemakaian diatur lebih lanjut dalam pasal – pasal berikut ini.
2) Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) nilai uang, dan (iii) kuantitas.
Misalnya:
1 jam 20 menit
30 orang
Rp. 6.000,00
17 lliter
3) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang 1No. 15
Hotel Indonesia, kamar 169
4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X,. pasal 5, halaman 252
Surat Yasin : 9
5) Penulisan lambang bilangan depan huruf dilakukan sebagai berikut :
• Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas
dua puluh dua
dua ratus dua puluh dua
• Bilangan pecahan
Misalnya:
Setengah
seperampat
lima per tiga
satu persen
satu permil
6) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut
Misalnya:
Bab II Tingkat V
Bab ke-2 Tingat ke-5
7) Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikut
Misalnya:
Tahun ’50-an uang 5000-an
8) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara beruruta, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan dua puluh ekor ayam.
9) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 200 orang.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu
200 orang tamu diundang pak darmo
10) Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagaian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta orang.
11) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi
Misalnya:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
12) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp. 999,75
(sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima per seratus rupiah)
IV.Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasi unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
Pertama, unsur pinjaman yang belujm sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’homme. Unsur – unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur pinjamna yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Daftar pustaka :
Junaedi.2010.Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan Dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Surabaya : Citra Media Press.
Wednesday, January 13, 2016
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Posted on Wednesday, January 13, 2016 by Savira
| No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment